Belum genap setahun saya ber’fesbuk ria (lihat disini), namun banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan dari jejaring sosial tersebut. mulai dari teman, informasi, dan lain-lain.
Dari itu semua, ada hal yang bagi saya cukup menarik perhatian. Laiknya sebuah teknologi, dimana teknologi ibarat pisau bermata dua. Jika kita benar-benar mampu menggunakannya, dengan mata tertutup pun kita tidak perlu khawatir pisau tersebut melukai orang lain, atau bahkan diri kita sendiri.
Namun sebaliknya, sering sekali saya jumpai…. yah, saya anggap sebagai suatu kekonyolan. Saya tidak tahu definisinya, yang pasti hal-hal tersebut tampak sebagai cerminan, betapa kita hanya “menelan mentah-mentah” sesuatu makanan tanpa mempertimbangkan efeknya bagi kita, meski efek tersebut tidak berdampak pada orang lain. Tentunya kita tidak ingin dibodohi oleh diri kita sendiri kan?
Tujuan saya memposting artikel ini hanya semata-mata untuk mengingatkan diri saya pribadi tentunya, dan para pembaca (blogwalkers) umumnya. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari hal-hal tersebut.
Artikel ini akan selalu saya update, TIAP KALI saya mendapati “kekonyolan” ^_^
Berikut, saya dapati beberapa jam yang lalu…. untuk pertama kalinya, komentar saya dibredel (baca: dihapus)
Saya perlu klarifikasikan disini. Saya tidak ada motif “Sakit Hati” karena komentar saya dibredel, namun lebih pada kekonyolan dimana ketika saya memberikan feedback yang bersifat mengingatkan, namun “buah” yang saya peroleh cukup membulatkan tekad saya untuk mengingatkan diri saya sendiri (by my own way, of course).
Dari gambar, saya beri tanda garis warna hijau dimana disitulah letak komen saya sebelum dihapus oleh teman saya yang “baikhati” tersebut.
dan ini yang menjadi komen saya:
Km y jgn gt, R**. Km msih kna sindrom “pasang status ngambang”. Tntunya mrk yg komen tdk SALAH, mengingat blm tau apa yg trjadi. Jd km jgn memvonis “SALAH” spt itu. Bda kl km meluruskan ttg status km, tntunya kita psti bkal mmberikan rspon yg sesuai. mski g smpe bikin “Koin untuk Prita”. š
banyak fenomena seperti ini… sy pikir itu karena motif mereka mencari eksistensi yg mereka tidak punya atau belum cukup didapat. š
kian hari kian menggelikan, Dhila
ya, ndriy… sangat memprihatinkan.
wah memang di fesbuk kita menemukan bermacam, sekali lagi macam ragam segala sesuatu *maksude opooo yo*. salam kenal, terima kasih sudah berkunjung š
sama-sama, mBak/Mas š
SALAM KENAL dan SALING MENGUNJUNGI serta SALING BERBAGI.WAH…WEB-NYA CUKUP INFORMATIF …OYA,BISA PASANG BANNER/LINK GA YAH…???
HTTP: / / DUTACIPTA.WORDPRESS.COM
š
silakan, saya juga udah post tutorial link banner.
kalau Anda sudah menyediakan banner sendiri, saya tinggal menyalin kode’nya. ^_^
Iya tuh mas andriy ya,hihihihi : terkdang komentarmu harimau mu kok yaaa …. jadi berhati hatilah,klo berkomentar di facebook …. š halah *ngomong opo toh ya hehehhee,btw lam kenal yaaaaa mas andriy n salam ukhwah .. tetap cemungud yaa
point-nya lebih pada “kalau tidak mau dikomen macam2, ya ga usahlah bikin apdet yang artinya ngambang” ^_^
kalau dulu emang blom ada Pengaturan yg mengatur orang2 tertentu bisa komen atau tidak. Kalau sekarang kan sudah ada tuh.
Salam kenal juga, Gan š